Kunjungan Deputi Kemenko PMK ke Politeknik ATMI Surakarta

Surakarta, 19 November 2025 — Politeknik ATMI Surakarta menerima kunjungan resmi dari Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Prof. Ojat Darojat, Dip. Mgt., M.Bus., Ph.D. Kunjungan ini dilaksanakan bersamaan dengan agenda Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, yang hadir di Kota Solo untuk meresmikan Kardiologi Emirates Indonesia. Karena keselarasan jadwal, Menteri Koordinator PMK menugaskan Prof. Ojat Darojat untuk mewakili beliau dalam kunjungan kerja ke Politeknik ATMI Surakarta.
Dalam sesi peninjauan fasilitas dan diskusi bersama pimpinan Politeknik ATMI Surakarta, Prof. Ojat Darojat menyampaikan kekagumannya terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan vokasi di ATMI. Beliau mengapresiasi:
-
- Sistem pembelajaran yang terstruktur dan efektif
-
- Budaya kerja dan karakter yang ditanamkan kepada mahasiswa
-
- Program-program pendidikan yang relevan
-
- Kurikulum ATMI yang dinilai sangat baik dan sesuai kebutuhan industri
Menurut beliau, ATMI telah menerapkan pendekatan pendidikan vokasi yang komprehensif, mulai dari teori, praktik, hingga pembiasaan disiplin dan etos kerja.
Beliau juga menyampaikan harapan agar pada tahun 2026, Kemenko PMK dapat bekerja sama lebih intens dengan ATMI dalam perumusan kurikulum serta penyiapan dosen dan tenaga pendidik yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki pengalaman nyata di dunia industri.

Dalam sambutannya, Prof. Ojat menjelaskan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam pendidikan vokasi agar kualitas dan kuantitas lulusan meningkat secara seimbang. Beliau menekankan bahwa:
-
- Kurikulum politeknik harus market driven, bukan supply driven.
-
- Supply driven berarti kurikulum ditentukan berdasarkan sudut pandang internal (misalnya hanya berdasarkan keputusan direktur), tanpa mempertimbangkan kebutuhan pasar.
-
- Market driven berarti kurikulum dirancang berdasarkan kebutuhan nyata Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Prof. Ojat mengapresiasi ATMI karena telah menerapkan prinsip ini. Menurutnya, ATMI telah merancang kurikulum yang selaras dengan kebutuhan industri. Hal ini dibuktikan dengan lulusan ATMI yang terserap seratus persen, bahkan sebagian menjadi pengusaha yang mampu membuka lapangan kerja baru. Maka sejalan dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022, yang menekankan pentingnya penyelenggaraan pendidikan vokasi yang tepat sasaran. Kurikulum vokasi harus mencakup
-
- Pengalaman praktik dan praktek langsung.
-
- Program magang atau internship.
-
- Standard operational procedure (SOP) kerja, termasuk budaya berpakaian, penggunaan alat pelindung diri, dan standar industri lainnya.
Semua elemen tersebut merupakan bagian integral dari kurikulum vokasi yang ideal.
Leave a Reply