Kunjungan Industri Politeknik Negeri Subang di ATMI Solo

Solo, ATMI BizDEC – Hari ini (09/03), PT ATMI BizDEC menerima kunjungan industri dari rekan himpunan mahasiswa prodi Perbaikan dan Perawatan Mesin, Politeknik Negeri Subang. Sebanyak kurang lebih 46 mahasiswa yang dibersamai oleh 4 dosen pendamping mengikuti sesi kunjungan dan benchmarking pada hari ini.

Pada pukul 08.00 WIB, rombongan dari Politeknik Negeri Subang telah tiba di lokasi Training Center ATMI – PT ATMI BizDEC. Pada kunjungan ini dilaksanakan rangkaian kegiatan berupa tour bengkel di lingkungan ATMI Solo dan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama.

Pada agenda pertama, rekan mahasiswa bersama dosen pendamping diberikan kesempatan untuk mengenal lebih dekat proses produksi dan edukasi yang telah dilaksanakan di ATMI Solo. Melalui agenda ini mahasiswa memperoleh insight baru mengenai implementasi Teaching Factory terutama budaya kerja pada jenjang pendidikan vokasi khususnya yang telah terlaksana di Politeknik ATMI Surakarta.

Pengenalan berlanjut pada observasi terkait proses produksi yang terjadi di dalam industri internal ATMI. Mahasiswa dan dosen pendamping ditunjukkan mengenai fasilitas dan alur proses produksi hingga perawatan yang secara terstruktur dilakukan di industri. 

Kegiatan kemudian dilanjutkan pada sesi diskusi bersama untuk pengenalan lebih jauh budaya kerja di ATMI. Baik mahasiswa maupun dosen Prodi Perbaikan dan Perawatan Mesin, Politeknik Negeri Subang terlibat aktif dalam sesi diskusi ini. Salah satu dari pertanyaan yang diajukan oleh Ibu Susilawati (Dosen Prodi Perbaikan dan Perawatan Mesin, Politeknik Negeri Subang), adalah mengenai strategi implementasi budaya K3 dan 5R yang sebelumnya terlihat saat melakukan kunjungan bengkel.

Menanggapi pertanyaan tersebut, dosen Politeknik ATMI Surakarta Rahmat Tri Hartanto, menyampaikan bahwa strategi implementasi K3 dan 5R berawal dari kondisi industri yang terimplementasi pada pilar budaya kerja Teaching Factory. Melalui studi industri dan rentannya kecelakaan kerja yang bisa terjadi, maka sedari awal mahasiswa dan instruktur diberikan kebiasaan untuk menjaga kebersihan serta kerapian peralatan di bengkel. 

Diskusi Politeknik Negeri Subang dan ATMI BizDEC

Pertanyaan dilanjutkan oleh rekan mahasiswa yang menanyakan bagaimana jika seandainya terdapat kerusakan peralatan saat proses produksi. Bapak Rahmat Tri Hartanto kemudian menyampaikan bahwa kerusakan dapat disebabkan oleh dua hal, apakah dilakukan oleh mahasiswa atau memang usia mesin. Seringkali jika peralatan rusak karena pemakaian mahasiswa dalam hal ini berupa benda kerja atau alat ukur, maka mahasiswa tersebut akan mendapatkan kompensasi belajar. Sementara, jika terdapat kerusakan pada mesin, maka akan terdapat evaluasi sendiri dari penanggungjawab bengkel.

Seiring dengan waktu yang berjalan, pertemuan benchmarking ini kemudian ditutup setelah kurang lebih 3 jam berjalan. Pertemuan ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dari Himpunan Mahasiswa Prodi Perbaikan dan Perawatan Mesin Politeknik Negeri Subang kepada PT ATMI BizDEC serta foto bersama di lingkungan ATMI Solo.

 

Informasi Benchmarking

Hubungi:
WhatsApp
+62 815-6789-4829
Email
marketing@atmibizdec.id