Politeknik Cristo Re Maumere

Flores merupakan salah satu pulau dan gugusan Pulau Sunda Kecil.  Sebuah pulau dengan luas wilayah sekitar 14.300  yang luasnya hingga sebelah Timur Pulau Jawa.

Jumlah penduduknya sekitar 2.231.000 pada sensus 2011 dan Maumere merupakan kota terbesar di Flores. Sebagai kota terbesar di Flores, Maumere dapat dicapai melalui jalan udara (pesawat) atau jalan taut (kapal) Masyarakat Flores mayonitas beragama Katolik.

Pulau berkabut di Kepulauan Sunda ini memiliki tanah yang subur karena keberadaan gunung berapi di Pulau tersebut. Peternakan merupakan sumber pendapatan terbesar masyarakat. Namun demikïan Flores termasuk dalam jajaran daerah tertinggal di Indonesia Tahun 2008 rata-rata upah minimum regional di Flores sebesar Rp 650.000,- (65 US$) per bulan. Setama bertahun-tahun Pulau ini hampir tidak tersentuh program pembangunan. Sebagian besar penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Setiap tahun, selama musim kemarau, banyak penduduk meninggal karena kelaparan atau kekurangan gizi. Namun beberapa tahun terakhir ini, setelah dibangun beberapa pelabuhan udara, Flores mulai mendapat perhatian.

Tingkat pendidikan di Flores sangat rendah. Sebagian besar sekolah dikelola oleh pemenintah dan hanya beberapa yang dikelola oleh swasta dengan kualitas rendah. Lebih dari 30% penduduk tidak berpendidikan atau tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Menurut sensus nasional tahun 2007, 47,8% penduduk dewasa Sumba Timur tidak berpendidikan.

Flores merupakan pulau miskin yang membutuhkan dukungan dari luar untuk mengembangkan sumber daya alam mereka. Dalam rangka menghasilkan individu berkualitas bagi masyarakat dan gereja di Sumba, maka Mgr. Girulfus Kherubim Pareira, SVD. Beberapa kali menghubungi Politeknik ATMI Surakarta untuk membantu pendidikan bagi orang muda. 

Melalui pemerintah lokal, ATMI dihubungi untuk membangun sebuah pusat pelatihan yang berkualitas di Flores, yang akan membuka kesempatan mengembangkan industri lokal dan Sumber Daya Manusia. ATMI telah bergerak dibidang industri mekanik sekitar 45 tahun dan telah berhasil melatih anak-anak muda yang memiliki ketrampilan dibidang mekanik. Alumni ATMI sangat dibutuhkan dunia industrii dan sebagian besar dan mereka telah menjadi profesional.