Teaching Factory Model Pembelajaran Sekolah Vokasi
ATMI BIZDEC – Teaching factory atau juga disebut Tefa telah menjadi model pembelajaran dalam pendidikan vokasi di Indonesia saat ini. Melalui TeFa sekolah vokasi seperti SMK dan politeknik mampu menemukan link and match antara pendidikan dan keterampilan industri secara langsung. Berkat model Teaching Factory saat ini sekolah vokasi telah menjadi miniatur industri bagi peserta didik
Pengertian Teaching Factory
Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran di sekolah vokasi berbasis produksi/jasa yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di industri, dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Konsep teaching factory merupakan menggabungkan belajar dan lingkungan kerja yang realistis dan memunculkan pengalaman belajar yang relevan.
“Teaching factory concept as an approach that combines the learning and working environment from which realistic and relevant learning experiences arise” (Nayang Polytechnic, 2003)
Konsep teaching factory ini dirancang secara khusus untuk melaksanakan merdeka belajar pada tingkat pendidikan vokasi seperti SMK ataupun Politeknik.
Tujuan Pelaksanaan Teaching Factory
Tujuan teaching factory adalah mengintegrasikan kegiatan pendidikan, penelitian dan inovasi ke dalam satu konsep tunggal, yang melibatkan industri dan akademik. Pembelajaran teaching factory berfokus pada integrasi industri dan akademik melalui pendekatan terhadap kurikulum, pengajaran/pelatihan. Tujuan dari integrasi proses pembelajaran dengan industri adalah untuk menghasilkan produk maupun jasa yang layak jual untuk menghasilkan nilai tambah untuk sekolah (Direktorat Pembinaan SMK, 2008). Artinya hasil akhir teaching factory adalah mampu menciptakan produk atau jasa yang dapat bermanfaat bagi internal sekolah maupun pihak eksternal
Contoh Teaching Factory
Pada sekolah yang telah menerapkan teaching factory dapat diperhatikan bahwa proses pembelajaran tidak lagi memisahkan antara tempat penyampaian materi teori dan tempat materi produksi (praktik). Contoh teaching factory yang dilaksanakan pada beberapa sekolah saat ini seperti Politeknik ATMI Surakarta dan SMK St. Mikael Surakarta yang telah mengembangkan mesin CNC Turning yang dilaksanakan pada jurusan pemesinan. Kemudian juga terdapat SMK PK Puger yang mampu mengembangkan tambak udang serta program pengembangan kapal fiberglass oleh Politeknik Negeri Bengkalis.
Perkembangan teaching factory adalah satu langkah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri yang kompeten di masa depan. Melalui pengenalan linkungan industri yang sesuai dengan budaya kerja, diharapkan peserta didik dan pendidik dapat beradaptasi dalam menyelenggarakan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan kualifikasi di dunia usaha dan dunia industri.
PT ATMI BizDEC secara berpengalaman mendampingi pengembangan teaching factory pada sekolah-sekolah vokasi di Indonesia. Melalui konsep pembelajaran PBET (production based education and training) yang telah berhasil diselenggarakan di Politeknik ATMI Surakarta dan SMK St Mikael Surakarta, PT ATMI BizDEC berupaya untuk mendukung terbentuknya sistem pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan kompeten dan berkarakter, serta berdaya saing. Temukan solusi pengembangan unit bisnis dan sekolah anda melalui pelatihan hingga pendampingan yang tepat bersama kami! Informasi lebih lengkap dan konsultasi hubungi: e-mail (marketing@atmibizdec.id) atau WhatsApp (0815-6789-4829/Kukuh Ardy Haryanto)
Leave a Reply